Senin, 04 Juni 2012

Sistem Gerak Pada Manusia

Ini adalah media pembelajaran tentang sistem gerak pada manusia. Silahkan download materi ini pada link download dibawah ini.

Petunjuk:
  • Ekstrak file flash biologi.zip
  • Buka index.swf


Selamat belajar

Jumat, 25 Mei 2012


BAB I
PENDAHULUAN
Karbohidrat meliputi zat-zat yang ada di alam dan sebagian besar berasal dari tumbuhan. Karbohidrat merupakan jenis biomolekul yang paling banyak ditemukan di alam. Karbohidrat sering disebut sebagai sakar, terbentuk pada proses fotosintesis sehingga merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan karbokdioksida, hidrogen, oksigen, dan energi matahari ke dalam bentuk hayati. Konversi energi matahari menjadi energi kimiawi dari biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai sumber utama bagi energi metabolit untuk organisme hidup. Karbohidrat juga merupakan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan sebagai bentuk energi polimerik. Selain itu, Karbohidrat merupakan komponen dari unsur-unsur struktural sel dan merupakan bagian dari asam nukleat. Dengan demikian, Karbohidrat mempunyai bermacam kegunaan fungsional
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas baik yang telah merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, makan, mandi dan sebagainya atau yang kadang-kadang saja kita lakukan.Untuk melakukan aktivitas tersebut kita memerlukan energi. Energi ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan yang kita makan mengandung 3 kelompok senyawa kimia yaitu karbohidrat,protein dan lemak atau lipid.
Bahan makanan pokok yang biasa di konsumsi manusia dan hewan adalah Karbohidrat.Karbohidratini tidak hanya terdapat sebagai pati saja,tetapi terdapat juga sebagai gula misalnya terdapat dalam buah-buahan,dalam madu lebah dan lain lain.
Karbohidrat merupakan senyawa yang  terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen.Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat (H2O). Rumus umumnya dikenal dengan Cx(H2O)n. Secara struktur, karbohidrat memiliki 4 gugus, yaitu gugus hidrogen (-H), gugus hidroksil (-OH), gugus keton (C=O) dan gugus aldehida (-CHO).  Karbohidrat juga didefinisikan sebagai polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton. Polihidroksi aldehida yaitu struktur karbohidrat yang tersusun atas banyak gugus hidroksi dan gugus karbonilnya barada di ujung rantai sedangkan polihidroksi keton yaitu struktur karbohidrat  yang tesusun atas banyak gugus hidroksi dan gugus karbonilnya berada di selain ujung rantai
            Dilihat dari rumus umum karbohidrat adalah suatu polimer, senyawa yang menyusunnya adalah monomer-monomer. Dan dari jumlah monomer penyusun polimer karbohidrat dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.      Monosakarida, yang berarti satu gula atau disebut juga gula sederhana. Contoh dari monosakarida adalah glukosa, galaktosa dan fruktosa.
2.      Disakarida, yaitu gabungan dua molekul monosakarida. Contohnya adalah gabungan antara dua glukosa menjadi maltosa, gabungan antara glukosa dan fruktosa menjadi sukrosa dan gabungan antara glukosa dan galaktosa menjadi laktosa.
3.      Polisakaida yaitu senyawa yang mengandung banyak satuan-satuan monosakarida yang saling ikat-mengikat. Contohnya adalah amilum atau pati.


BAB II
PEMBAHASAN

           Karbohidrat berasal dari kata karbo yang berarti unsur karbon (C) dan hidrat yang berarti unsur air (H2O), jadi karbohidrat berarti unsur C yang mengikat molekul H2O. Berdasarkan jumlah sakarida penyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :

1.      MONOSAKARIDA
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, yang berarti molekulnya hanya tersusun dari beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis. Umumnya monosakarida disusun oleh 3 samapai 7 atom karbon, dan jumlah atom penyusunnya tersebut mempengaruhi pemanaan masing-masing monosakarida, yaitu :
1.               Gula tiga karbon (Triosa)
Senyawa ini merupakan zat antara yang penting dalam lintasan metabolik fotosintesis dan respirasi sel. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah gliseraldehid dan dihidroksiaseton.
2.               Gula empat karbon (Tetrosa)
Gula ini tidak banyak ditemui, walaupun beberapa bentuk berperan dalam proses fotosintesis dan respirasi.
3.               Gula lima karbon (Pentosa)
Senyawa ini sangat penting dalam fotosintesis dan respirasi. Dua jenis pentose (ribose dan deoksiribosa) juga membentuk unsure pembangun utama untuk asam nukleat, yang penting bagi semua kehidupan.
4.               Gula enam karbon (heksosa)
Gula ini sering ikut serta dalam tahap respirasi dan fotosintesis dan menjadi bangun utama dari banyak macam karohidrat lain termasuk pati dan selualosa. Kunci dari heksosa adalah glukosa dan fruktosa.
5.               Gula tujuh-karbon (heptosa)
Salah satu jens heptosa adalah zat antara dalam fotosintesis dan respirasi. Jika tidak dalam bentuk itu, gula ini jarang didapati.

            Karbohidrat yang paling sederhana adalah aldehida atau keton mempunyai dua atau lebih gugus hidroksi. Monosakarida yang paling kecil adalah gliseraldehida dan dihidroksiaseton senyawa-senyawa ini adalah triosa. Gliseraldehida mengandung gugus aldehida mempunyai karbon asimetrik tunggal jadi terdapat dua streoisomer dari aldose tiga karbon ini, D-gliseraldehida dan L-gliseraldehida. Sedangkan dihidroksi aseton adalah ketosa karena mengandung gugus keton.
            Pada senyawa organik dikenal rumus ruang (isomer) sebagai akibat adanya atom asimetris atau C khiral pada srtuktur molekulnya. Demikian juga monosakarida akan memiliki banyak isomer,tergantung dari jumlah atom C khiral yang ada pada molekulnya,rumus 2n,dimana n = jumlah C khiral. C khiral adalah karbon atom pusat pada struktur molekul. Asimetris artinya atom C khiral memiliki empat gugus subtituen yang berbeda.
            Monosakarida bersifat aktif-optika ,artinya zat ini mampu memutar bidang sinar terpolarisasi yaitu ke kiri atau ke kanan jika sinar ini menembus/melalui monosakarida. Dengan demikian monosakarida memiliki lagi isomer lain yaitu isomer aktif-optika. Satu isomer memutar bidang sinar terpolarisasi ke kanan (kanan=dekstro) dn yang lain memutar ke kiri (kiri=levo). Dalam hal ini,gliseraldehida memiliki dua isomer aktif-optika yaitu isomer -d (D) dan isomer-l(L).
                        Semua monsakarida bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi ini disebabkan adanya gugus aldehida dan keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion logam,seperti tembaga (Cu) dan Perak (Ag).
            Emil Fischer (1852-1919) seorang ahli kimia organik bangsa jerman yang yang memperoleh hadiah nobel untuk ilmu kimia pada tahun 1902 atas hasil karyanya tentang kimia ruang (stereokimia) dan umus srtuktur karbohidrat, menggunakan rumus proyeksi untuk menuliskan rumus struktur karbohidrat.
            Proyeksi fischer digunakan untuk mengutamakan konfigurasi (R) dan (S) dari karbon chiral. Pada proyeksi fischer dari suatu karbohidrat, rantai karbon digambarkan secara vertical (tegak) dengan gugusan aldehid atau keto berada pada puncak dari rumus.        
Karbon nomor dua dari gliseraldehid berbentuk chiral dengan demikian glisheraldehid berbentuk sepasang enansiomer (bayangan cermin yang tidak dapat ditaruh diatasnya). Enansiomer ini dinamakan (R)-2,3 dihidroksipropanal dan (S)-2,3 dihidroksipropanal. Biasanya senyawa ini ditunjukkan dengan nama klasikalnya, D-gliseraldehid digambarkan dengan gugus hidroksil pada karbon chiral, sedangkan dari L-enansiomernya digambarkan dengan gugus hidroksil diproyeksikan kekiri.
Dua dari aldotetrosa, D-eritrosa dan D-tereosa mempunyai gugusan chiral yang terakhir (gugus hidroksil pada atom karbon 3) diproyeksikan kekanan. Karbon chiral ni mempunyai konfigurasi yang sama seperti karbon dalam D-gliseraldehid.
            Dua aldotetrosa yang lain mempunyai gugus hidroksil pada atom karbon 3 diproyeksikan kekiri, konfigurasinya sama seperti pada L-gliseraldehid. Dengan dasar konfigurasi dari karbon chiral, semua karbohidrat dapat digolongkan kedalam satu dari dua subdivisi utama atau keluarga, keluarga D atau keluarga L. Semua golongan D monoskarida mempunyai gugusan hidoksil dari atomkarbon chiral paling bawah diproyeksi kekanan pada proyeksi fischer. Gula L justru berlawanan, gugus hidroksil pada hidroksil atom karbon chiral paling bawah diproyeksikan kekiri                      
            Di alam lebih banyak ditemukan monosakarida yang berisomer D, maka semua monosakarida yang ada di alam dianggap berasal dari D-Gliseraldehida. Dengan sistematis ditemukan cara menentukan rumus struktur kimia monosakarida yang banyak ditemukan di alam ini. Dengan cara menyisipkan gugus H-C-OH dan gugus HO-C-H berganti-ganti diantara atom C nomor 1 dan nomor 2 pada D-Gliseraldehida. Dengan demikian maka didapatlah 4 aldopentosa dan 8 aldoheksosa.
Proyeksi Haworth
            Sir Walter Norman Haworth (1883-1950) seorang ahli kimia Inggris yang pada tahun 1937 memperoleh hadiah nobel,berpendapat bahwa pada molekul glukosa kelima atom karbon yang pertama dengan atom oksigen dapat membentuk cincin segienam. Oleh karena itu, ia mengusulkan penulisan rumus struktur karbohidrat sebagai bentuk cincin furan dan piran.
Berdasarkan bentuk ini, maka rumus struktur glukosa yang terdapat dalam keseimbangan antara α- D- glukosa adalah....
2.      DISAKARIDA
Disakarida merupakan bagian paling umum atau paling banyak terdapat di alam dari Oligosakarida. Oligosakarida berasal dari bahasa Yunani yaitu oligos=beberapa, sedikit dan saccharum=gula. Oligosakarida biasanya mengandung paling sedikit dua unit monosakarida dan tidak melebihi delapan unit monosakarida. Jika hanya mengandung dua unit monosakarida maka disebut disakarida, jika tiga unit monosakarida disebut trisakarida dan seterusnya.
Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari dua molekul monosakarida yang berikatan kovalen dengan sesamanya. Pada kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang menggabung kedua unit monosakarida disebut ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain atau ikatan tersebut terjadi antara karbon anomerik pada satu monosakarida dan gugus hidroksil pada monosakarida lainnya.  Ikatan glikosida segera terhidrolisa oleh asam, tetapi tahan terhadap basa.
Jadi, disakarida dapat di hidrolisa menghasilkan komponen monosakarida bebasnya denga perebusan oleh asam encer. Hidrolisis satu mol disakarida akan menghasilkan dua mol monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida yang banyak terdapat di alam. maltosa (gula gandum),  Sukrosa (gula tebu), dan laktosa (gula susu) merupakan anggota penting dari grup disakarida. Seperti dinyatakan oleh namanya, tiap molekul gula ini terdiri dari dua satuan monosakarida.
1.         Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang paling sederhana dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung (amilum) dengan asam maupun enzim. Maltosa adalah disakarida yang paling sederhana, mengandung dua residu D-gluksa yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida diantara atom karbon 1 ( karbon anomer ) dari residu glukosa yang pertama dan atom karbon 4 dari glukosa yang kedua.Konfigurasi atom karbon anomer dalam ikatan glikosidadiantara kedua residu  D-glukosa adalah bentuk α, dan ikatan I I dilambangkan sebagai α(1→4 ). Unit monosakarida yang mengandung karbon anomer di tunjukan oleh nomor pertama atau lokan pada lambang ini. Kedua residu  glukosa pada maltosa berada dalam bentuk piranosa.
     Maltosa adalah gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas, yang dapat dioksidasi.Residu glukosa dari maltosa dapat berada dalam bentuk α maupun β, Bentuk α dibentuk oleh kerja enzim air liur amylase terhadap pati. Maltosa dihirolasi menjadi dua molekul D-glukosa oleh enzim usus maltosa, yang bersifat spesifik terhadap ikatan α(1→4) Disakarida selobiosa juga mengandung dua residu D-glukosa, tetapi senyawa ini dihubunkan oleh ikatan β(1→4). Pada maltosa, sebuah molekul glukosa dihubungkan dengan ikatan glikosida melalui atom karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat pada molekul glukosa lainnya.
Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antar unit yaitu menghubungkan atom karbon 1 dari α-D-glukosa dengan atom karbon 4 dari α-D-glukosa. Maltosa adalah gula pereduksi karena gula ini memilki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat dioksidasi. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul D-glukosa oleh enzim usus maltose, yang bersifat spesifik bagi ikatan α(1-4).
2.      Sukrosa
                        Sukrosa termasuk disakarida yang disusun oleh glukosa dan fruktosa. Gula ini banyak terdapat dalam tanaman. Sukrosa terdapat  dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman , tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Berlawanan dengan laktosa dan maltosa, sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer bebas, karena karbon anomer kedua komponen unit monosakarida pada sukrosa berikatan satu dengan yang lain, karena alasan inilah sukrosa bukan merupakan gula pereduksi.
Struktur sukrosa  (α- D- glukopiranosil –β-D-fruktofuranosida)
Atom-atom isomer unit glukosa dan fruktosa berikatan dengan konfigurasi ikatan glikosilik yakni α untuk glukosa dan β untuk fruktosa. Dengan sendirinya, sukrosa tidak mempunyai gugus pereduksi bebas (ujung aldehid atau keton). Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa dikatalis oleh sukrase (disebut juga invertase karena menubah aktivitas optic dari putaran ke kanan menjadi ke kiri).
3.        Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Laktosa tersusun dari molekul  β-D-galaktosa dan α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-β.
Struktur laktosa
(β-D- galaktopiranosil –α- D- glukopiranosil)
Karena laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa, laktosa adalah disakarida pereduksi. Hidrolisis dari laktosa dengan bantuan enzim galaktase yang dihasilkan dari pencernaan, akan memberikan jumlah ekivalen yang sama dari α-D-glukosa dan β-D-galaktosa. Apabila enzim ini kurang atau terganggu, bayi tidak dapat mencernakan susu. Keadaan ini dikenal dengan penyakit galaktosemia yang biasa menyerang bayi.
3.      POLISAKARIDA
        Polisakarida terdiri atas rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida yang membentuk rantai polimer dengan ikatan glikosidik.
Beberapa sifat polisakarida berbeda sekali dengan monosakarida atau disakarida. Sifat-sifatnya antara lain sebagai berikut :
1.   Polisakarida tidak mempunyai rasa manis
2.   Tidak mempunyai struktur kristal. Jika pun dapat larut, maka dia hanya merupakan larutan koloidal dan tidak dapat bereduksi.
3.   Polisakarida tidak dapat diragikan.
4.   Daya kelarutan dan daya reaksinya jauh lebih kecil kemungkinannya dibandingkan dengan gula-gula lainnya
5.   Polimer tepung (amilum), glikogen, dan selulosa semua terdiri atas komponn D-Glukosa, tetapi sifat kimianya, fisika, dan biologinya berlainan. Ini tidak ditentukan oleh komponen-komponen alamiahnya yang sama melainkan oleh strukturnya.
Beberapa polisakarida yang penting diterangkan di bawah ini :
1.    Selulosa
Selulosa adalah polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi berguna dalam mekanisme alat pencernaan, antara lain : merangsang alat pencernan untuk mengeluarkan getah cerna, membentuk volume makanan sehingga menimbulkan rasa kenyang, serta memadatkan sisa-sisa zat gizi yang tidak diserap lagi oleh dinding usus.
Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dan ditemukan dalam dinding sel tumbuhan. Selulosa terdapat pada bagian-bagian yang keras dari biji kopi, kulit kacang, buah-buahan dan sayuran.
                        Selulosa merupakan polimer yang tidak bercabang, terbentuk dari β-D-glukosa (dimana monosakarida yang berdekatan) terikat bersama dengan ikatan β (1→4) glikosidik. Panjang ikatan bervariasi dari beberapa ratus sampai beberapa ribu unit glukosil. Dalam dinding sel tanaman, sejumlah besar selulosa terkumpul menjadi rantai silang serabut paralel dan bundel-bundel yang merupakan rantai tersendiri.
2.       Chitin
                        Chitin merupakan polisakarida struktural ekstraselular yang ditemukan dalam jumlah besar pada kutikula arthropoda dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam spons, molusca, dan annelida. Juga telah diidentifikasi dari dinding sel fungi. Polisakaridanya merupakan rantai tak bercabang dari polimer asetil-glukosamin dan terdiri atas ribuan unit. Bentuknya seperti selulosa. Fungsinya sebagai substansi penunjang pada insekta dan crustaceae (kepiting).
3.    Inulin
                        Bentuknya seperti amilopektin, hanya terdiri atas molekul-molekul fruktosa., yang berjumlah kurang lebih 100 molekul. Terdapat dalam tumbuhan seperti umbi dahlia (cadangan). Inulin merupakan nutrien polisakarida tak bercabang yang ditemukan dalam artichokes dan dandelion tumbuhan. Terdiri dari unit fruktosa yang mempunyai ikatan 2→1.
4.    Glikogen
Glikogen merupakan homopolisakarida nutrien bercabang yang terdiri atas glukosa dalam ikatan 1→4 dan 1→6. Banyak ditemukan dalam hampir semua sel hewan dan juga dalam protozoa serta bakteri. Glikogen merupakan cadangan karbohidrat dalam tubuh yang disimpan dalam hati dan otot. Jumlah cadangan glikogen ini sangat terbatas. Bila diperlukan oleh tubuh, diubah kembali menjadi glukosa.
                        Glikogen ini merupakan polisakarida yang penting sehingga lebih intensif dipelajari. Pada manusia dan vertebrata, glikogen didapat dalam hati serta otot yang merupakan cadangan karbohidrat. Glikogen dapat dengan cepat disintesis kembali dari glukosa. Glikogen terdiri atas jutaan unit glukosil. Unit glukosil terikat dengan ikatan 1→4 glikosidik membentuk rantai panjang, pada titik cabang terbentuk ikatan 1→6. Hal ini mengakibatkan terbentuknya struktur yang menyerupai pohon.  Dalam molekul tunggal glikogen hanya ada satu unit glukosa dimana atom karbon nomor 1 memegang satu gugus hidroksil. Semua gugus 1-OH lainnya terikat dalam formasi ikatan 1→4 dan 1→6 glikosidik. Gugus 1-OH tunggal yang bebas dinamakan “ujung pereduksi” (reducing end) dari molekul ditandai dengan R dalam gambar. Sebaliknya “ujung non-pereduksi” didapat (gugus 4-OH dan 6-OH bebas) pada terminal di luar rantai.
            Struktur seperti pohon molekul glikogen ujung pereduksi diberi notasi R
5.    Pati
Pati adalah nutrien polisakarida yang ditemukan dalam sel tumbuhan dan beberapa mikroorganisme dalam beberapa hal mempunyai kesamaan dengan glikogen (glikogen terkadang disebut dengan “pati hewani”). Beberapa sifat pati adalah mempunyai rasa yang tidak manis, tidak larut dalam air dingin tetapi di dalam air panas dapat membentuk sol atau jel yang bersifat kental. Sifat kekentalannya ini dapat digunakan untuk mengatur tekstur makanan, dan sifat jel nya dapat diubah oleh gula atau asam. Pati di dalam tanaman dapat merupakan energi cadangan; di dalam biji-bijian pati terdapat dalam bentuk granula. mempunyai diameter beberapa mikron, sedangkan dalam mikroorganisme hanya berkisar 0,5-2 mikron.Pati dapat dihidrolisis dengan enzim amylase. Pati terdiri dari amilosa dan amilopektin.
            Komponen amilosa pati merupakan polisakarida tak bercabang yang terikat 1→4 glikosidik, terdiri atas glukosa dan beberapa ribu unit glikosil. Rantai polisakarida membentuk sebuah heliks. Amilopektin merupakan polisakarida bercabang yang mengandung ikatan 1→4 dan 1→6 unit glikosil, hal  sama seperti dalam glikogen. Tentu saja amilopektin mempunyai lebih banyak struktur terbuka dengan sedikitnya ikatan 1→6 dan rantai lebih panjang.
                                                            Potongan Amilosa
                                    Lokasi terbentuknya cabang amilopektin
6.    Asam Hialuronat
                        Asam Hialuronat merupakan heteropolisakarida dan bercabang yang terdiri atas disakarida dari N-asetilglukosamin dan asam glukoronat. Asam glukoronat terikat kepada N-asetilglukosamin pada masing-masing disakarida dengan ikatan 1→3 glikosidik, tetapi disakarida yang berurutan terikat 1→4. Asam hialuronat didapat dalam cairan sinovial persendian, vitreous humor mata, dan substansi dasar kulit.
Fungsi Karbohidrat
a.      Pada Hewan
-          Sumber energi
                Karbohidrat dalam tubuh hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh – tumbuhan, karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen. Glikogen merupakan sumber polisakarida utama pada sel hewan. Seperti halnya pati pada sel tanaman. Seperti amilopektin, glikogen terbentuk dari polisakarida bercabang.

-          Pelumas sendi kerangka
            Di persendian terdapat polisakarida yakni asam hialuronat yang menyusun cairan synovial. Cairan synovial merupakan pelumas di persendian. Synovial ini berfungsi untuk membantu pergerakan antara dua buah tulang yang bersendi agar lebih leluasa

-          Struktur penyusun permukaan sel hewan
Sel jaringan hewan memiliki permukaan luar yang lunak dan fleksibel. Permukaan ini juga disebut dinding sel dan mengandung jenis rantai oligosakarida. Pada sel yang membatasi usus terdapat dinding amat tebal yang kaya akan karbohidrat, yang disebut glikokaliks atau dinding berbulu. Oligosakarida pada dinding sel tersebut terutama merupakan glikoprotein spesifik di dalam membran plasma, yang juga mengandung golongan lain dari molekul hibrida dengan gugus karbohidrat, yaitu glikolipid. 
-           Penyusun struktur asam nukleat
            Pada stuktur asam nukleat, pentosa merupakan penyusunnya. Akan tetapi tidak semua pentosa menjadi unit atau komponen penyusun sel. Asam nukleat disusun oleh ribosa dan 2- deoksiribosa. Dalam struktur kimia asam nukleat, kedua pentosa tersebut terdapat dalam bentuk lingkar furonosa. Ribosa merupakan penyusun RNA dan 2- deoksiribosa merupakan unit penyusun DNA.

-          Senyawa perekat di antara sel
Peptidoglikan ditemukan dalam senyawa dasar seperti gel, atau perekat antar sel yang mengisi ruang diantara sel pada kebanyakan jaringan.
-          Senyawa pemberi spesifitas biologi pada permukaan sel hewan
b.      Pada Tumbuhan
-          Penghasil amilum dan sumber energi
            Pada tumbuhan karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang dan biji sebagai pati (amilum).

-          Komponen asam nukleat (sama seperti pada hewan)
-          Penyusun unsur struktural dan  penyangga di dalam dinding sel
Sel tumbuhan dikelilingi oleh stuktur polisakarida yang kaku. Kerangka dinding sel tumbuhan terdiri dari lapisan serat selulosa yang panjang, melebar, saling bersimpangan denagn diameter yang sama. Kerangka seperti serabut ini diliputi oleh matrik seperti semen yang terdiri dari polisakarida stuktural jenis lain dan bahan polimer lain yang disebut lignin.
 Selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan.
c.       Pada Mikroba
-          Komponen asam nukleat (sama dengan hewan dan tumbuhan)
-          Penyusun unsur struktural dan penyangga di dalam dinding sel
Dinding sel bakteri yang terletak di sebelah luar membrane sel membentuk kulit kaku dan berpori yang membungkus sel. Dinding sel memberikan perlindungan fisik bagi membran sel yang lunak dan bagi sitoplasma di dalam sel. Dinding sel kebanyakan bakteri terdiri dari kerangka structural berikatan kovalen yang mengelilingi sel secara sempurna. Struktur ini tersusun atas rantai polisakarida panjang, pararel, dan saling berhubungan silang terhadap sesamanya pada selang tertentu, oleh suatu rantai polipeptida pendek.
           
Dinding sel bakteri mengandung peptidoglikan yang terletak di luar membran sitoplasmik. Peptidoglikan berperan dalam kekerasan dan memberikan bentuk sel. Peptidoglikan istilah yang menunjukan sifat hybrid strutur ini, yang mengabungkan unsur peptida dan polisakarida. Peptidoglikan yang berkesinambungan mengelilingi seluruh sel bakteri, dapat dipandang sebagai molekul tunggal yang besar dan serupa dengan sangkar.


BAB III
KESIMPULAN
Karbohidrat merupakan polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton. Karbohidrat memiliki beberapa sifat, diantaranya memiliki aktivitas Optik,  dan merupakan Isomeri dari Gula.
1.      Penggolongan karbohidrat
a.       Monosakarida
b.      Disakarida
c.       Polisakarida
2.      Struktur karbohidrat
a.       Proyeksi Fisher
b.      Proyeksi Hawort
3.       Fungsi Karbohidrat
a.       Pada Hewan
b.      Pada Tumbuhan
c.       Pada mikroba


DAFTAR PUSTAKA
Arbianta, Purwo. 1994. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Baum, Stuart. Introduction To Organic & Biological Chemistry Third Edition. 1978. London: Macmillan Publishing Co., Inc.
Campbell, Reece, and Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Girindra, Aisjah. 1986. Biokimia I. Jakarta: PT Gramedia.
Holum, John. 1983. Elements of General and Biological Chemistry 6th Edition. New York: Augsburg College.
Kusnawidjaja, Kurnia.1987. Biokimia. Bandung: PT Alumni.
Lehninger, Albert. 1993. Dasar-Daasar Biokimia. Bogor: Penerbit Erlangga.
Martoharsono, Soeharsono. 2006. Biokimia I. Yogyakarta:UGM Press.
Poedjiadi, Ana dan Titin Supriyanti.2005. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung: UIP.
Siregar, Morgong. 1988. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Stryer, Lubert.1996. Biokimia jilid II. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Rabu, 16 Mei 2012

BUMIku

ini adalah wadah di mana semua mencintai bumi .
hijaunya ..
birunya ..
juga cerahnya .
tempat di mana kita menebarkan bunga-bunga kebahagiaan .
meneteskan peluh untuk menjaganya .
dan tempat di mana kelak semua makhluk akan kembali dari asalnya .
BUMI HIJAU untuk GENERASI MENDATANG !!
G.O. .G.R.E.N :)